Salam Pertanian. Jeruk merupakan salah satu buah kesukaan maspary. Apalagi jeruk lokal yang berasal dari Jawa Timur dan Brastagi, manisnya lebih mantap dan kulitnya lebih tipis. Cuma penampilan saja yang kurang menarik, karena warna kulit tidak merata (ada hijau dan kuning), Bentuk tidak seragam dan kadang terlihat kotor. Yah tantangan buat petani Jeruk Indonesia untuk memblokir konsumen jeruk impor seperti jeruk ponkam, baby dll yang maspary tidak hafal. Dan anehnya jeruk lokal harganya malah lebih mahal dari jeruk impor padahal nggak kena bea impor ya.
Itu urusan pedagang dan pemerintah kayaknya,
Sebenarnya serangan hama dan penyakit tanaman jeruk bisa dibaca dari kondisi alam. Saat musim kemarau seperti ini para petani jeruk pasti sedang berjuang menyelamatkan jeruknya dari serangan hama terutama hama kutu atau penghisap.
Berikut beberapa hama pada tanaman jeruk dan cara pengendaliannya yang bisa maspary sampaikan di Gerbang Pertanian ini :
- KUTU DAUN (Toxoptera citricidus,T. Aurantii, Myzus persicae dan Aphis gossypii)
Gejala yang terlihat bila terserang hama ini ialah tunas atau daun-daun muda memilin / menggulung. Pada bagian tersebut dan kadang-kadang pada kuncup bunga yang terserang nampak koloni kutu berwarna hitam, coklat atau hijau. Ini merupakan hama yang sering menyerang tanaman jeruk ataupun tanaman buah yang lain.
Pengendalian terhadap kutu daun dapat dilakukan dengan 3 cara :
Secara kultur teknis dengan menggunakan mulsa jerami di bedengan pembibitan jeruk.Secara biologis dengan menggunakan predator dari famili Syrphidae, Cocinelidae dan Crysophidae. Dengan insektisida monokrotophos, profenofos, methidathion,malathion,phosphamidon dll secara spot spray pada tunas-tunas yang terserang. Pengendalian dilakukan segera setelah koloni kutu terlihat.
- THRIPS (Scirthrips citri)
Bagian yang diserang adalah tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-kadang disertai nekrotis.
Serangan hama thrips menyebabkan daun menebal, kedua sisi tepi daun agak menggulung ke atas dan pertumbuhannya tidak normal. Daun pada ujung tunas menjadi hitam, kering kemudian gugur.
Serangan pada buah terjadi ketika buah masih sangat muda (sebesar biji kacang hijau) dengan meninggalkan bekas luka di sekeliling tangkai berwarna coklat keabu-abuan yang kadang-kadang disertai garis nekrotis di sekeliling luka.
Upaya pengendalian dilakukan dengan menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat, hindari memakai mulsa jerami. Penyemprotan insektisida seperti dalam pengendalian kutu daun dilakukan pada saat tanaman sedang bertunas, berbunga dan pembentukan buah pada musim kemarau.
- KUTU LONCAT JERUK (Diaphorina citri)
Tunas-tunas muda tanaman jeruk yang diserang kutu loncat menjadi keriting dan pertumbuhannya melambat. Bila serangan cukup parah, bagian tersebut bisa menjadi kering dan akhirnya mati.
Pengendalian kutu loncat dapat dilakukan secara biologi dengan menggunakan parasit dari nimfa tetrastichus radiatus dan diaphorenxyrtus aligarhensis atau predator dari family coccinellidae, syrpydae, crysophidae dan lycosidae.
Pilihan lain pengendalian kutu loncat pada tanaman jeruk ialah dangan insektisida seperti untuk mengendalikan kutu daun pada tanaman jeruk dengan cara disemprotkan atau di suntikkan ke pangkal batang. Aplikasi dilakukan pada saat tanaman menjelang dan ketika bertunas.
- PENGGEREK BUAH (Citripestis sagittiferella.)
Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: lubang yang mengeluarkan getah. Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP), Methidathion (Supracide 40 EC), betasiflutrin (buldok) yang disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.
- ULAT PELIANG DAUN (Phyllocnistis citrella.)
Bagian yang diserang adalah daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, abamectin (agrimec, demolish, kiliri dll).
- KUTU PENGHISAP DAUN (Helopeltis antonii.)
Bagian yang diserang Helopeltis antonii. Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan insektisida Methomil (Lannate 25 WP), deltametrin (decis).
- ULAT PENGGEREK BUNGA DAN PURU BUAH (Prays sp.)
Bagian yang diserang adalah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes. Gejala: bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah muda gugur sebelum tua. Pengendalian: gunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC).
- TUNGAU (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian yang diserang adalah tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperakperakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian: semprotkan insektisida Propargite (Omite), Dicofol (Kelthane), Samite dll
- KUTU DOMPOLAN (Planococcus citri.)
Bagian yang diserang adalah tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur. Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC), fipronil (regent), imidakloprid (OBR, Dugger, konfidor dll). Kemudian cegah datangnya semut yang dapat memindahkan kutu.
- LALAT BUAH (Dacus sp.)
Bagian yang diserang adalah buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian: gunakan insektisida deltametrin (decis), dicampur dengan Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate.
- KUTU SISIK (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.)
Bagian yang diserang daun, buah dan tangkai. Gejala: daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun. Pada gejala serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur. Pengendalian: gunakan pestisida Methidhation (Supracide 40 EC), profenofos (curacron), klorpirifo (dursban) dan monokrotofos.
- KUMBANG BELALAI (Maeuterpes dentipes.)
Bagian yang diserang adalah daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah. Gejala: daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati. Pengendalian: perbaiki sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan betasiflutrin (buldok).
(sumber: cyber extension yang telah direfisi oleh maspary-gerbangpertanian)
Mohon maaf maspary harus meng update jenis bahan aktif dan nama pestisida yang terkini untuk mengendalikan hama tanaman jeruk diatas, kita ketahui sekarang sudah banyak hama yang kebal dengan insektisida tertentu dan banyak insektisida yang sekarang sudah tidak boleh beredar dipasaran karena membahayakan manusia dan lingkungannya.
Semoga artikel yang maspary posting kali ini bisa memberi manfaat untuk para petani jeruk Indonesia.
Sukses Petani Indonesia !!
Maspary
2 komentar:
APA SETIAP JENIS JERUK DAPAT MENGGUNAKAN PESTISIDA YANG DISEBUTKAN DI ATAS?
Resepnya kok obat-obat kimia semua??? Resep yang organik, nabati, alami gimana Mas?
Posting Komentar