Akhir-akhir ini bukan hanya petani horticultura saja yang menggunakan fungisida, sepertinya petani padipun tidak mau ketinggalan. Tapi ada kesalahan fatal dari pemahaman petani padi tentang fungisida. Mereka menganggap fungisida tersebut bukan sebagai penanggulangan jamur padi tapi sebagai boster padi yang bisa meningkatkan produksi. Dalam beberapa kasus tertentu memang benar (misal saat tanaman padi terserang altenaria/ pirycularia ), tapi secara umum jika tak ada serangan pernyataan tersebut kurang pas.
Banyak sekali golongan fungisida padi dipasaran, cuma saat ini yang sedang ngetrend sekali adalah golongan azol. Dari golongan ini ada beberapa bahan aktif diantaranya Tebukonazol, Fenbukonazol, difenokonazol, propikonazol dll. Dari masing-masing bahan aktif tersebut memberikan karateristik yang beda-beda pada tanaman padi.
Pada postingan lain waktu akan saya jelaskan perbedaan-perbedaan tersebut berdasarkan pengalaman saya. Yang jadi masalah adalah bahwa para penjual fungisida mengklaim bahwa produknya bisa meningkatkan produksi. Benarkah? Kita tahu semua bahwa fungisida adalah dari kata fungi (jamur) dan sida (racun).
Jadi fungisida adalah racun untuk menanggulangi jamur pada tanaman. Jadi benarkah bisa meningkatkan produksi padi? Ataukah lebih tepat kita sebut sebagai mempertahankan produksi dari pengurangan hasil oleh jamur?
-by maspary-
0 komentar:
Posting Komentar