Senin, 18 September 2017

CARA MONITORING TANAMAN PADI

 photo iklan posting BPBAG 517 x100_zpseeqcylwf.jpg
Salam Tani... !!
Maspary sering memberitahu petani, bahwa petani padi Indonesia itu dibagi menjadi tiga jenis. Yaitu petani jalan, petani pematang dan petani tulen. Apa maksudnya ?? 
  1. Petani jalan adalah petani yang melihat tanamannya hanya dari jalan, bahkan hanya sambil lewat naik motor. Jika tanamannya terlihat bagus maka dianggap padinya bagus. Nggak tahu apa yg terjadi sebenarnya diantara rumpun-rumpun padinya.
  2. Petani pematang adalah petani yang melihat tanamannya dari pematang sawah. Dia jalan berkeliling diantara pematang. Ini lebih bagus dari petani jalan diatas, karena bisa melihat tanaman padi dari dekat. Dengan cara ini petani melihat tanamannya hanya permukannya saja, tidak bisa melihat tanamannya sampai bawah.
  3. Petani tulen adalah petani yang benar-benar terjun kesawah sehingga dalam pengamatan tanaman pun mau turun ke sawah langsung. Dia buka beberapa rumpun padi dalam petakan sawahnya. Inilah seharusnya petani Indonesia. Dengan pengamatan seperti ini maka monitoring akan lebih sempurna.
Silahkan anda menilai diri anda sendiri... jika dalam bertani padi belum sukses itu salah siapa ? anda termasuk petani mana ? petani jalan ? petani pematang atau atau petani tulen ? Hanya diri anda sendiri yang bisa menilai...



Sekali lagi saya tekankan bahwa kesuksesan dalam bertani padi adalah bukan semata-mata penggunaan pestisida yang mahal, pupuk yang banyak atau bibit yang unggul tetapi sangat tergantung oleh monitoring atau pengamatan secara rutin.

Kembali ke laptope... Kembali pada tema pembahasan artikel ini yaitu bagaimana cara melakukan monitoring tanaman padi yang benar. Kalau berbicara mengenai cara melakukan monitoring tentunya ada dua pertanyaan inti, yaitu berapa sering seharusnya kita monitoring dan bagaimana kita melakukan monitoring.
  1. Berapakah sebaiknya frekuensi dalam melalukan monitoring padi ??  Sebenarnya semakin sering dilakukan monitoing semakin baik, tetapi tentunya kalau dilakukan setiap hari akan boros waktu dan tenaga. Oleh karena itu untuk monitoring sebaiknya dilakukan paling lama seminggu sekali
  2. Lalu bagaimana caranya ?? Seperti yg saya tulis diatas, bahwa petani yang paling baik adalah petani nomor 3 atau petani tulen yaitu petani yang bisa memonitoring tanamannya secara maksimal. Monitoring harus dilakukan secara benar, kita harus turun kesawah dan kita amati satu per satu keadaan atau adanya hama dan penyakit pada rumpun tersebut. Jangan lupa dalam melakukan pengamatan/ monitoring sebaikknya dilakukan dari atas (ujung Tanaman) ke bawah (pangkal Tanaman). Tujuannya adalah agar saat dilakukan pengamatan hama hama yang berada pada rumpun tersebut tidak lari kemana mana tetapi hanya turun kebawah. Lalu kita catat hama apa saja dan penyakit apa saja yang ada pada tanaman tersebut untuk sebagi dasar tindakan pengendalian.
  3. Setelah kita monitoring lalu apa yang harus kita lakukan ?? Harapan kita dari hasil monitoring sebenarnya adalah tanaman tumbuh normal dan tidak ada serangan hama dan penyakit. sehingga kita tidak perlu melakukan tindakan apapun kecuali menunggu satu minggu untuk monitoring berikutnya. Akan tetapi jika memang ada gejala serangan hama atau penyakit tentunya kita harus secepatnya mengambil keputusan tindakan pengendalian. Demikian juga ketika pertumbuhan tanaman dirasa kurang normal atau terhambat maka kita secepatnya harus memberikan pupuk susulan.
Demikian artikel singkat tentang cara monitoring atau pengamatan rutin pada tanaman padi agar tanaman selalu terpantau jika ada gejala serangan hama atau penyakit, mudah-mudahan bisa berguna dunia akherat bagi pembaca dan diri penulis.


Sukses Petani Indonesia !!



            Maspary

Terimakasih telah berkunjung ke GERBANG PERTANIAN, jika ingin melengkapi artikel ini silahkan tulis di kolom komentar. Jika anda menyukai artikel ini bagikan ke rekan-rekan anda dengan mengklik tombol suka dibawah ini..

0 komentar:

Posting Komentar