Sabtu, 04 September 2010

PROSPEK BISNIS TANAMAN JABON

 photo iklan posting BPBAG 517 x100_zpseeqcylwf.jpg

Salam pertanian! Sejak adanya serangan penyakit karat tumor (cendawan Uromycladium tepperianum) pada tanaman sengon petani berbondong-bondong berpindah ke bisnis tanaman Jabon. Sebagian orang menyebut jabon sebagai singkatan dari jati kebon.

Pohon anggota famili kopi-kopian itu memiliki fungsi multiguna antara lain sebagai bahan baku kayulapis, papan blok, korek api, dan mainan. Tekstur kayu jabon yang halus, arah serat lurus, dan berwarna merah sehingga terkesan mahal memiliki nilai lebih pada industri-industri kayu tersebut. Dulu jabon tak dilirik karena jenis-jenis kayu seperti meranti masih tersedia banyak. Sekarang (meranti) sudah habis. Agar bisa bertahan, industri menyesuaikan teknologi dengan menggunakan mesin yang bisa mengolah jenis kayu apa pun.

Untuk memulai bisnis inipun tidak memerlukan investasi yang mahal yang penting kita sudah ada lahan untuk ditanami jabon ini. Kebutuhan bibit untuk per hektar lahan sekitar 1000 bibit. Bibit tanaman ini bisa dibeli dengan harga murah sekitar Rp.1700/ batang umur 3 bulan. Tanaman ini siap dipanen dalam waktu yang relatif singkat yaitu mulai 3 tahun sudah siap jual dengan harga sekitar Rp 100.000. Tanaman jabon juga relatif mudah dalam perawatannya dan relatif tahan terhadap serangan hama penyakit (untuk saat ini).

Untuk hitungan kasar analisa usaha tani tanaman jabon menurut Asrofi adalah:

Asumsi

  1. Area tanah 1 Ha milik sendiri
  2. umur investasi 4-5 tahun.
  3. harga kayu jabon sekarang Rp.1.100.000/kubik
  4. Biaya tebang ditanggung pembeli.

Hasil panen Jabon

  1. 1 Ha dengan jarak tanam 2×3 maka akan jadi 1.100 pohon.

  2. 1 Pohon akan menjadi rata-rata 1 sd. 1,5 kubik kayu potong, karena saya tidak tahu ilmu statistik maka saya coba ambil tengah-tengahnya saja misalnya per pohon jadi 1,25 kubik kayu potong

  3. 1.100 pohon x 1,25 kubik = 1.350 kubik

  4. 1.350 kubik x Rp.1.100.000 = Rp.1.512.500.000

Pengeluaran:

  1. Bibit Rp.1.750 x 1100 phon = Rp.1.925.000
  2. Biaya perawatan pohon dari tanam sampai panen Rp.200.000 x 1100 pohon = Rp.220.000.000
  3. Rp.1.925.000 + Rp.220.000.000 = Rp.221.925.000

Keuntungan Investasi

Rp.1.512.500.000 – Rp.221.925.000 = Rp.1.290.575.000

Saya rasa keuntungan investasi Rp.1.290.575.000 dalam 5 tahun atau Rp.258.115.000 per tahun atau Rp.8.603.833 per bulan merupakan investasi yang layak.

Prospek bisnis tanaman jabon memang terlihat menggiurkan, namun itu adalah bisnis jangka panjang dan lebih tepat disebut dengan investasi. Jika rekan-rekan petani memiliki lahan yang kurang layak jika ditanami tanaman semusim tidak ada salahnya mencoba bisnis jabon ini.

Yang perlu diingat bahwa dalam dunia bisnis tidak selamanya manis, kondisi harga selalu berubah mengikuti hukum pasar. Prospek bisnis tanaman jabon juga demikian tentunya, kita tidak bisa menduga-duga lima tahun kedepan apa yang akan terjadi. Tapi tidak ada salahnya kita mencoba bisnis tanaman jabon ini, siapa tahu kita bisa ikut menikmati manisnya tanaman jabon.

-by maspary-


Terimakasih telah berkunjung ke GERBANG PERTANIAN, jika ingin melengkapi artikel ini silahkan tulis di kolom komentar. Jika anda menyukai artikel ini bagikan ke rekan-rekan anda dengan mengklik tombol suka dibawah ini..

2 komentar:

jabon mengatakan...

mampir nich...
oh ea,, saya juga ada sedikit info tentang kayu jabon ok.. SALAM.....

Anonim mengatakan...

emang lago boooming jabon.. pekalongan pun rame.. tp aku belum th ntar ky apa pasarannya apa sebaik sengon.. apa booming agar terjual bibit jabon aja oleh para bakul bibit. tp aku coba tanam 400 bibit. bagaimana prospeknya kedepan neeehh.. ?

Posting Komentar