Senin, 23 Maret 2015

PADI HAZTON vs SRI vs KONVENSIONAL

 photo iklan posting BPBAG 517 x100_zpseeqcylwf.jpg
Salam Tani !! Untuk mendongkrak produksi beras, tidak henti-hentinya para petani selalu melakukan inovasi dan percobaan. Kita masih ingat beberapa tahun yang lalu kita selalu berkiblat pada sistem tanam SRI untuk bisa meningkatkan hasil padi. Walaupun memang ribet tetapi petani selalu mencoba menerapkan dasar-dasar budidaya  padi dengan sistem SRI tersebut.

Lain dulu lain sekarang, dipemerintahan yang serba kontraversial ini cara penanaman padi juga dibuat berlawanan dengan kebiasaan. Kalau dulu kita dilarang menanam padi dengan ombol (bibit banyak ) justru disaat ini ada teknologi budidaya padi yang menyarankan supaya menanam dengan bibit banyak.
 
Adalah budidaya padi dengan sistem Hazton (hasil berton-ton).

Cara budidaya padi menggunakan metode Hazton sebenarnya mulai diperkenalkan pada tahun 2012 di Kalimantan Barat, Hazton berarti sebuah pola atau metode yang di gunakan untuk hazil berton-ton, Kata Hazton juga berasal dari singkatan dua penemu metode  tersebut yaitu Haz dari Ir. H. Hazairin, Ms dan Ton dari nama Anton Kamarudin Sp. M.Si.

http://www.gerbangpertanian.com/2015/03/padi-hazton-vs-sri-vs-konvensional.html

Gambar:  tanaman padi mekongga dengan sistem hazton (kiri) dan Konvensional (kanan)

Hal yang paling berbeda dari hazton adalah dimana sebuah metode dalam penanaman padi yang menggunakan 20-30 bibit perlubang tanam. Mungkin ini tak lazim jika dibandingkan dengan metode SRI (dengan 1 bibit) ataupun cara konvensional yang menggunakan 3 s/d 5 bibit perlubang tanam. Diharapkan  dengan menggunakan bibit yang banyak akan menjadi indukan yang produktif, tanpa harus konsentrasi pada pembentukan anakan lagi.

http://www.gerbangpertanian.com/2015/03/padi-hazton-vs-sri-vs-konvensional.html

Gambar : batang padi mekongga dengan sitem hazton yang lumayan besar


Setelah maspary mengamati proses budidaya hazton yang dilakukan oleh beberapa petani didaerah Banyumas maka bisa kita ambil kesimpulan dari budidaya padi metode hazton ini. Kemudian kita bandingkan dengan budidaya padi dengan sisten SRI dan sistem konvensional. Hasilnya adalah sebagai berikut: 


PERLAKUAN
HAZTON
SRI
KONVENSIONAL
Jumlah bibit
20-30
1-2
3-6
Umur tanam
25-35 hss
5-10 hss
20-30 hss
Jarak tanam
20-25 cm
30-50 cm
20-22 cm
Kebutuhan benih/ ha
125 kg
5 kg
25 kg
Pupuk organik
tidak harus
harus
tidak harus
Pupuk kimia
Urea 150 Ponska 300
sedikit
Urea 150 ponska 150
Pengairan
biasa
berselang
biasa
anakan produktif
24-40
40-50
12-24
Serangan keong
tahan
tidak tahan
sedang
Penyakit daun
Tidak tahan
Lebih tahan
sedang
Serangan hama
tinggi
rendah
relatif
Umur panen
Lebih cepat
biasa
bisa
Produksi / ha
8,2 ton
10 ton
 5-7 ton
 
* Tabel perbandingan di atas merupakan perbandingan di daerah Banyumas dalam skala kecil, untuk daerah lain dimungkinkan bisa mendapatkan hasil yang berbeda.



Bagi anda yang memiliki lahan dengan kesuburan sedang, serangan keong tinggi, tenaga kerja rendah, pengairan agak sulit diatur silahkan mencoba budidaya sistem hazton ini.
Demikian sekilas info tentang budidaya padi hazton vs padi SRI vs padi konvensional. Mudah-mudahan bisa menambah wawasan para petani Indonesia yang ingin meningkatkan produksi padinya. Dan smoga tulisan maspary ini bisa bermanfaat dunia akherat buat kita semua.  Amiiin….
 
Sukses Petani Indonesia !!
           Maspary

Terimakasih telah berkunjung ke GERBANG PERTANIAN, jika ingin melengkapi artikel ini silahkan tulis di kolom komentar. Jika anda menyukai artikel ini bagikan ke rekan-rekan anda dengan mengklik tombol suka dibawah ini..

0 komentar:

Posting Komentar